Ikatan Pencak Silat Indonesia
Didirikan pada 18
Mei 1948 di Surakarta
Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) adalah organisasi nasional Indonesia yang membawahi kegiatan Pencak
silat secara resmi , antara lain menyelenggarakan pertandingan, membakukan
peraturan dan lain-lain.
Sejarah
Pencak silat sebagai bagian dari kebudayaan
bangsa Indonesia berkembang sejalan dengan sejarah masyarakat Indonesia. Dengan
aneka ragam situasi geografis dan etnologis serta perkembangan zaman yang
dialami oleh bangsa Indonesia, Pencak Silat dibentuk oleh situasi dan
kondisinya. Kini Pencak Silat kita kenal dengan wujud dan corak yang beraneka
ragam, namun mempunyai aspek-aspek yang sama.
Pencak Silat merupakan unsur-unsur kepribadian
bangsa Indonesia yang dimiliki dari hasil budi daya yang turun temurun. Sampai
saat ini belum ada naskah atau himmpunan mengenai sejarah pembelaan diri bangsa
Indonesia yang disusun secara alamiah dan dapat dipertanggung jawabkan serta
menjadi sumber bagi pengembangan yang lebih teratur.
Hanya secara turun temurun dan bersifat
pribadi atau kelompok latar belakang dan sejarah pembelaan diri inti
dituturkan. Sifat-sifat ketertutupan karena dibentuk oleh zaman penjajahan di
masa lalu merupakan hambatan pengembangan di mana kini kita yang menuntut
keterbukaan dan pemassalan yang lebih luas.
Perkembangan pada zaman sebelum penjajahan Belanda
Nenek moyang kita telah mempunyai peradaban
yang tinggi, sehingga dapat berkembang menjadi rumpun bangsa yang maju.
Daerah-daerah dan pulau-pulau yang dihuni berkembang menjadi masyarakat dengan
tata pemerintahan dan kehidupan yang teratur. Tata pembelaan diri di zaman
tersebut yang terutama didasarkan kepada kemampuan pribadi yang tinggi,
merupakan dasar dari sistem pembelaan diri, baik dalam menghadapi perjuangan
hidup maupun dalam pembelaan berkelompok.
Para ahli pembelaan diri dan pendekar mendapat
tempat yang tinggi di masyarakat. Begitu pula para empu yang membuat senjata
pribadi yang ampuh seperti keris, tombak dan senjata khusus. Pasukan yang kuat
di zaman Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit serta kerajaan lainnya di masa itu
terdiri dari prajurit-prajurit yang mempunyai keterampilan pembelaan diri
individual yang tinggi. Pemukupan jiwa keprajuritan dan kesatriaan selalu
diberikan untuk mencapai keunggulan dalam ilmu pembelaan diri. Untuk menjadi
prajurit atau pendekar diperulan syarat-syarat dan latihan yang mendalam di
bawah bimbingan seorang guru. Pada masa perkembangan agama Islam ilmu pembelaan
diri dipupuk bersama ajaran kerohanian. Sehingga basis-basis agama Islam
terkenal dengan ketinggian ilmu bela dirinya. Jelaslah, bahwa sejak zaman
sebelum penjajahan Belanda kita telah mempunyai sistem pembelaan diri yang
sesuai dengan sifat dan pembawaan bangsa Indonesia.
Perkembangan Pencak Silat pada zaman penjajahan Belanda
Suatu pemerintahan asing yang berkuasa di
suatu negeri jarang sekali memberi perhatian kepada pandangan hidup bangsa yang
diperintah. Pemerintah Belandan tidak memberi kesempatan perkembangan Pencak
Silat atau pembelaan diri Nasional, karena dipandang berbahaya terhadap
kelangsungan penjajahannya. Larangan berlatih bela diri diadakan bahkan
larangan untuk berkumpul dan berkelompok. Sehingga perkembangan kehidupan
Pencak Silat atau pembelaan diri bangsa Indonesia yang dulu berakar kuat
menjadi kehilangan pijakan kehidupannya. Hanya dengan sembunyi-sembunyi dan
oleh kelompok-kelompok kecil Pencak Silat dipertahankan. Kesempatan-kesempatan
yang dijinkan hanyalah berupa pengembangan seni atau kesenian semata-mata masih
digunakan di beberapa daerah, yang menjurus pada suatu pertunjukan atau upacara
saja. Hakekat jiwa dan semangat pembelaan diri tidak sepenuhnya dapat
berkembang. Pengaruh dari penekanan di zaman penjajahan Belanda ini banyak
mewarnai perkembangan Pencak Silat untuk masa sesudahnya.
Perkembangan Pencak Silat pada pendudukan Jepang
Politik Jepang terhadap bangsa yang diduduki
berlainan dengan politik Belanda. Terhadap Pencak Silat sebagai ilmu Nasional
didorong dan dikembangkan untuk kepentingan Jepang sendiri, dengan mengobarkan
semangat pertahanan menghadapi sekutu. Di mana-mana atas anjuran Shimitsu
diadakan pemusatan tenaga aliran Pencak Silat. Di seluruh Jawa serentak
didirkan gerakan Pencak Silat yang diatur oleh Pemerintah. Di Jakarta pada
waktu itu telah diciptakan oleh para pembina Pencak Silat suatu olarhaga
berdasarkan Pencak Silat, yang diusulkan untuk dipakai sebagai gerakan olahraga
pada tiap-tiap pagi di sekolah-sekolah. Usul itu ditolak oleh Shimitsu karena
khawatir akan mendesak Taysho, Jepang. Sekalipun Jepang memberikan kesempatan
kepada kita untuk menghidupkan unsur-unsur warisan kebesaran bangsa kita,
tujuannya adalah untuk mempergunakan semangat yang diduga akan berkobar lagi
demi kepentingan Jepang sendiri bukan untuk kepentingan Nasional kita.
Namun kita akui, ada juga keuntungan yang kita
peroleh dari zaman itu. Kita mulai insaf lagi akan keharusan mengembalikan ilmu
Pencak Silat pada tempat yang semula didudukinya dalam masyarakat kita.
Perkembangan Pencak Silat pada Zaman Kemerdekaan
Walaupun di masa penjajahan Belanda Pencak
Silat tidak diberikan tempat untuk berkembang, tetapi masih banyak para pemuda
yang mempelajari dan mendalami melalui guru-guru Pencak Silat, atau secara
turun-temurun di lingkungan keluarga. Jiwa dan semangat kebangkitan nasional
semenjak Budi Utomo didirikan mencari unsur-unsur warisan budaya yang dapat
dikembangkan sebagai identitas Nasional. Menyadari pentingnya mengembangkan
peranan pencak silat maka dirasa perlu adanya organisasi pencak silat yang
bersifat nasional, yang dapat pula mengikat aliran-aliran pencak silat di
seluruh Indonesia. Pada tanggal 18 Mei 1948, terbentuklah Ikatan Pencak Silat
Seluruh Indonesia (IPSI) dengan susunan pengurus besar: Kini IPSI tercatat
sebagai organisasi silat nasional tertua di dunia.
Ketua Umum : Mr. Wongsonegoro
Wakil Ketua : Suria Atmadja
Penulis Umum : Marijun Sudirohadiprodjo
Bendahara : Suratno Sastroamidjojo
Program utama disamping mempersatukan
aliran-aliran dan kalangan Pencak Silat di seluruh Indonesia, IPSI mengajukan
program kepada Pemerintah untuk memasukan pelajaran Pencak Silat di sekolah-sekolah.
Usaha yang telah dirintis pada periode
permulaan kepengurusan di tahun lima puluhan, yang kemudian kurang mendapat
perhatian, mulai dirintis dengan diadakannya suatu Seminar Pencak Silat oleh
Pemerintah pada tahun 1973 di Tugu, Bogor. Dalam Seminar ini pulalah dilakukan
pengukuhan istilah bagi seni pembelaan diri bagnsa Indonesia dengan nama
"Pencak Silat" yang merupakan kata majemuk. Di masa lalu tidak semua
daerah di Indonesia menggunakan istilah Pencak Silat. Di beberapa daerah di
jawa lazimnya digunakan nama Pencak sedangkan di Sumatera orang menyebut Silat.
Sedang kata pencak sendiri dapat mempunyai arti khusus begitu juga dengan kata
silat.
Pencak, dapat mempunyai pengertian gerak dasar
bela diri, yang terikat pada peraturan dan digunakan dalam belajar, latihan dan
pertunjukan.
Silat, mempunyai pengertian gerak bela diri
yang sempurna, yang bersumber pada kerohanian yang suci murni, guna keselamatan
diri atau kesejahteraan bersama, menghindarkan diri/ manusia dari bela diri
atau bencana. Dewasa ini istilah pencak silat mengandung unsur-unsur olahraga,
seni, bela diri dan kebatinan. Definisi pencak silat selengkapnya yang pernah
dibuat PB. IPSI bersama BAKIN tahun 1975 adalah sebagai berikut :
Pencak Silat adalah hasil budaya manusia
Indonesia untuk membela/mempertahankan eksistensi (kemandirian) dan
integritasnya (manunggalnya) terhadap lingkungan hidup/alam sekitarnya untuk
mencapai keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Aspek dalam pencak silat
Pencak Silat sebagai
ajaran kerohanian
Umumnya Pencak Silat mengajarkan pengenalan
diri pribadi sebagai insan atau mahluk hidup yang pecaya adanya kekuasaan yang
lebih tinggi yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Biasanya, Pencak Silat sebagai ajaran
kerohanian/kebatinan diberikan kepada siswa yang telah lanjut dalam menuntut
ilmu Pencak Silatnya. Sasarannya adalah untuk meningkatkan budi pekerti atau
keluhuran budi siswa. Sehingga pada akhirnya Pencak Silat mempunyai tujuan
untuk mewujudkan keselarasan/ keseimbangan/keserasian/alam sekitar untuk
meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, guna mengisi
Pembangunan Nasional Indonesia dalam mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya
yang Pancasilais.
Pencak Silat sebagai seni
Ciri khusus pada Pencak Silat adalah bagian
kesenian yang di daerah-daerah tertentu terdapat tabuh iringan musik yang khas.
Pada jalur kesenian ini terdapat kaidah-kaidah gerak dan irama yang merupakan
suatu pendalaman khusus (skill). Pencak Silat sebagai seni harus menuruti
ketentuan-ketentuan, keselarasan, keseimbangan, keserasian antara wirama,
wirasa dan wiraga.
Di beberapa daerah di Indonesia Pencak Silat
ditampilkan hampir semata-mata sebagai seni tari, yang sama sekali tidak mirip
sebagai olahraga maupun bela diri. Misalnya tari serampang dua belas di
Sumatera Utara, tari randai di Sumatera Barat dan tari Ketuk Tilu di Jawa
Barat. Para penari tersebut dapat memperagakan tari itu sebagai gerak bela diri
yang efektif dan efisien untuk menjamin keamanan pribadi.dari ujang solok
Pencak Silat sebagai olahraga umum
Walaupun unsur-unsur serta aspek-aspeknya yang
terdapat dalam Pencak Silat tidak dapat dipisah-pisahkan, tetapi pembinaan pada
jalur-jalur masing-masing dapat dilakukan. Di tinjau dari segi olahraga kiranya
Pencak Silat mempunyai unsur yang dalam batasan tertentu sesuai dengan tujuan
gerak dan usaha dapat memenuhi fungsi jasmani dan rohani. Gerakan Pencak Silat
dapat dilakukan oleh laki-laki atau wanita, anak-anak maupun orang tua/dewasa,
secara perorangan/kelompok.
Usaha-usaha untuk mengembangkan unsur-unsur
olahraga yang terdapat pada Pencak Silat sebagai olahraga umum dibagi dalam
intensitasnya menjadi :
Olahraga rekreasi
Olahraga prestasi
Olahraga massal
Pada seminar Pencak Silat di Tugu, Bogor tahun
1973, Pemerintah bersama para pembina olahraga dan Pencak Silat telah membahas
dan menyimpulkan makalah-makalah :
Penetapan istilah yang dipergunakan untuk
Pencak Silat
Pemasukan Pencak Silat sebagai kurikulum pada
lembaga-lembaga pendidikan
Metode mengajar Pencak Silat di sekolah
Pengadaan tenaga pembina/guru Pencak Silat
untuk sekolah-sekolah
Pembinaan organisasi guru-guru Pencak Silat
dan kegiatan Pencak Silat di lingkungan sekolah
Menanamkan dan menggalang kegemaran serta
memassalkan Pencak Silat di kalangan pelajar/mahasiswa.
Sebagai tindak lanjut dari pemikiran-pemikiran
tersebut dan atas anjuran Presiden Soeharto, program olahraga massal yang
bersifat penyegaran jasmani digarap terlebih dahulu, yang telah menghasilkan
program Senam Pagi Indonesia (SPI).
Pencak Silat sebagai olahraga prestasi (olahraga
pertandingan)
Pengembangan Pencak Silat sebagai olahraga
& pertandingan (Championships) telah dirintis sejak tahun 1969, dengan
melalui percobaan-percobaan pertandingan di daerah-daerah dan di tingkat pusat.
Pada PON VIII tahun 1973 di Jakarta telah dipertandingkan untuk pertama kalinya
yang sekaligus merupakan Kejuaraan tingkat Nasional yang pertama pula. Masalah
yang harus dihadapi adalah banyaknya aliran serta adanya unsur-unsur yang bukan
olahraga yang sudah begitu meresapnya di kalangan Pencak Silat. Dengan
kesadaran para pendekar dan pembina Pencak Silat serta usaha yang terus menerus
maka sekarang ini program pertandingan olahraga merupakan bagian yang penting
dalam pembinaan Pencak Silat pada umumnya. Sementara ini Pencak Silat telah
disebarluaskan di negara-negara Belanda, Belgia, Luxemburg, Perancis, Inggris,
Denmark, Jerman Barat, Suriname, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru.
Program pembinaan
Pencak Silat
Pencak Silat sebagai budaya Nasional bangsa
Indonesia mempunyai banyak ragam khas maisng-masing daerah, jumlah
perguruan/aliran di segenap penjuru tanah air ini diperkirakan sebanyak 820
perguruan/aliran.
Oleh karena itu dirasakan perlu adanya
pembinaan yang sistimatis untuk melestarikan warisan nenek moyang kita. Terlebih-lebih
setelah Kungfu masuk IPSI, atas anjuran Pemerintah berdasarkan pertimbangan
lebih baik Kungfu berada di dalam IPSI sehingga lebih mudah dalam mengadakan
pengawasan dan pengendalian terhadapnya, sekaligus menasionalisasikan.
Standarisasi yang telah dirintis pembuatannya,
hanyalah untuk jurus dasar bagi keperluan khusus olahraga dan bela diri.
Sedangkan pengembangannya telah diserahkan kepad setiap perguruan yang ada.
Sistem pembinaan yang dipakai oleh IPSI ialah setiap aspek yang ada dijadikan jalur
pembinaan, sehingga jalur pembinaan Pencak Silat meliputi :
Jalur pembinaan seni
Jalur pembinaan olahraga
Jalur pembinaan bela diri
Jalur pembinaan kebatinan
Keempat jalur ini diolah, dengan saringan dan
mesin sosial budaya, yaitu Pancasila.
Sumber : Wipikipedia.com
Artikel agak sedikit di
ubah dari yg asli nya
0 komentar:
Posting Komentar