Falsafah Karate
1.Rakka (Bunga yang berguguran)
Ia adalah konsep bela diri atau pertahanan di dalam karate. Ia
bermaksud setiap teknik pertahanan itu perlu dilakukan dengan bertenaga dan
mantap agar dengan menggunakan satu teknik pun sudah cukup untuk membela diri
sehingga diumpamakan jika teknik itu dilakukan ke atas pokok, maka semua bunga
dari pokok tersebut akan jatuh berguguran. Contohnya jika ada orang menyerang
dengan menumbuk muka, si pengamal karate boleh menggunakan teknik menangkis
atas. Sekiranya tangkisan atas itu cukup kuat dan mantap, ia boleh mematahkan
tangan yang menumbuk itu. Dengan itu tidak perlu lagi membuat serangan susulan
pun sudah cukup untuk membela diri.
2.Mizu No Kokoro (Minda itu seperti air)
Konsep ini bermaksud bahwa untuk tujuan bela diri, minda (pikiran)
perlulah dijaga dan dilatih agar selalu tenang. Apabila minda tenang, maka
mudah untuk pengamal bela diri untuk mengelak atau menangkis serangan. Minda
itu seumpama air di danau. Bila bulan mengambang, kita akan dapat melihat
bayangan bulan dengan terang di danau yang tenang. Sekiranya dilontar batu
kecil ke danau tersebut, bayangan bulan di danau itu akan kabur.
Aliran Karate
Seperti telah disinggung diatas, ada banyak aliran Karate di
Jepang, dan sebagian dari aliran-aliran tersebut sudah masuk ke Indonesia.
Adapun ciri khas dan latar belakang dari berbagai aliran Karate
yang termasuk dalam "4 besar JKF"
adalah sebagai berikut:
A.Shotokan
Shoto adalah
nama pena Gichin Funakoshi, Kan dapat diartikan sebagai
gedung/bangunan - sehingga shotokan dapat diterjemahkan sebagai Perguruan
Funakoshi. Gichin Funakoshi merupakan pelopor yang membawa ilmu karate dari
Okinawa ke Jepang. Aliran Shotokan merupakan akumulasi dan standardisasi
dari berbagai perguruan karate di Okinawa yang pernah dipelajari oleh
Funakoshi. Berpegang pada konsepIchigeki Hissatsu, yaitu satu gerakan
dapat membunuh lawan. Shotokan menggunakan kuda-kuda yang rendah serta pukulan
dan tangkisan yang keras. Gerakan Shotokan cenderung linear/frontal, sehingga
praktisi Shotokan berani langsung beradu pukulan dan tangkisan dengan lawan.
B.Goju-ryu
Goju memiliki
arti keras-lembut. Aliran ini memadukan teknik keras dan teknik lembut, dan
merupakan salah satu perguruan karate tradisional di Okinawa yang memiliki
sejarah yang panjang. Dengan meningkatnya popularitas Karate di Jepang (setelah
masuknya Shotokan ke Jepang), aliran Goju ini dibawa ke
Jepang oleh Chojun Miyagi. Miyagi memperbarui banyak teknik-teknik aliran ini
menjadi aliran Goju-ryu yang sekarang, sehingga banyak orang yang menganggap
Chojun Miyagi sebagai pendiri Goju-ryu. Berpegang pada konsep bahwa "dalam
pertarungan yang sesungguhnya, kita harus bisa menerima dan membalas
pukulan". Sehinga Goju-ryu menekankan pada latihan SANCHIN atau pernapasan
dasar, agar para praktisinya dapat memberikan pukulan yang dahsyat dan menerima
pukulan dari lawan tanpa terluka. Goju-ryu menggunakan tangkisan yang bersifat
circular serta senang melakukan pertarungan jarak rapat.
C.Shito-ryu
Aliran Shito-ryu terkenal dengan keahlian bermain KATA, terbukti
dari banyaknya KATA yang diajarkan di aliran Shito-ryu, yaitu ada 30 sampai 40
KATA, lebih banyak dari aliran lain. Namun yang tercatat di soke/di Jepang ada
111 kata beserta bunkainya. Sebagai perbandingan, Shotokan memiliki 25, Wado
memiliki 17, Goju memiliki 12 KATA. Dalam pertarungan, ahli Karate Shito-ryu
dapat menyesuaikan diri dengan kondisi, mereka bisa bertarung seperti Shotokan
secara frontal, maupun dengan jarak rapat seperti Goju.
D.Wado-ryu
Wado-ryu adalah aliran Karate yang unik karena berakar pada seni
beladiri Shindo Yoshin-ryu Jujutsu,
sebuah aliran beladiri Jepang yang memiliki teknik kuncian persendian dan
lemparan. Sehingga Wado-ryu selain mengajarkan teknik Karate juga mengajarkan
teknik kuncian persendian dan lemparan/bantingan Jujutsu. DIdalam pertarungan,
ahli Wado-ryu menggunakan prinsip Jujutsu yaitu tidak mau mengadu tenaga secara
frontal, lebih banyak menggunakan tangkisan yang bersifat mengalir (bukan
tangkisan keras), dan kadang-kadang menggunakan teknik Jujutsu seperti
bantingan dan sapuan kaki untuk menjatuhkan lawan. Akan tetapi, dalam
pertandingan FORKI dan JKF, para praktisi Wado-ryu juga mampu menyesuaikan diri
dengan peraturan yang ada dan bertanding tanpa menggunakan jurus-jurus Jujutsu
tersebut.
Sedangkan aliran Karate lain yang besar walaupun tidak termasuk
dalam "4 besar JKF" antara lain adalah:
E.Kyokushi
Kyokushin tidak
termasuk dalam 4 besar Japan Karatedo Federation. Akan tetapi, aliran ini
sangat terkenal baik di dalam maupun diluar Jepang, serta turut berjasa
memopulerkan Karate di seluruh dunia, terutama pada tahun 1970an. Aliran ini
didirikan oleh Sosai Masutatsu Oyama. Nama Kyokushin mempunyai arti kebenaran tertinggi. Aliran ini
menganut sistem Budo Karate, dimana praktisi-praktisinya dituntut untuk berani
melakukan full-contact kumite, yakni tanpa pelindung, dan
menyerang secara frontal, untuk mendalami arti yang sebenarnya dari seni bela
diri karate serta melatih jiwa/semangat keprajuritan (budo), aliran ini juga
sering dikenal sebagai salah satu aliran karate paling keras. Tidak seperti
kebanyakan aliran karate yang sudah berfokus pada olahraga, dimana dalam
pertandingannya menerapkan sistem tidak kontak langsung dan hasil yang
ditentukan oleh poin, Kyokushin masih berpegang teguh pada sistem tradisional,
terlihat dari sistem pertandingan kumite pada kejuaraan Kyokushin yang
menerapkan pertarungan full contact dan boleh membuat Knock Out (KO) lawan.
Aliran ini menerapkan hyakunin
kumite (kumite 100 orang)
sebagai ujian tertinggi, dimana karateka diuji melakukan 100 kumite
berturut-turut tanpa kalah. Sosai Oyama sendiri telah melakukan kumite 300
orang. Adalah umum bagi praktisi aliran ini untuk melakukan 5-10 kumite
berturut-turut.
4.Shorin-ryu
Aliran ini adalah aliran Karate yang asli berasal dari Okinawa.
Didirikan oleh Shoshin Nagamine yang didasarkan pada ajaran Yasutsune Anko
Itosu, seorang guru Karate abad ke 19 yang juga adalah guru dari Gichin
Funakoshi, pendiri Shotokan Karate. Dapat dimaklumi bahwa gerakan Shorin-ryu
banyak persamaannya dengan Shotokan. Perbedaan yang mencolok adalah bahwa
Shorin-ryu juga mengajarkan bermacam-macam senjata, seperti Nunchaku, Kama dan Rokushaku
Bo.
G.Uechi-ryu
Aliran ini adalah aliran Karate yang paling banyak menerima
pengaruh dari beladiri China, karena pencipta aliran ini, Kanbun Uechi, belajar
beladiri langsung di provinsi Fujian di China. Oleh karena itu, gerakan dari
aliran Uechi-ryu Karate sangat mirip dengan Kungfu aliran Fujian, terutama
aliran Baihequan (Bangau Putih).
4 komentar:
kadadakah aliran sesat :D
Dalam karate sepertinya tdiak ada unsur aliran sesat di dalam nya
.....hmmm apa masih bnyak lgi aliran nya....
Mungkin masih banyak akan tetapi yg hanya saya ketahui sekarang cuma seperti yg tertulis di atas
Posting Komentar