Kali ini gua akan nge share tentang beladiri kempo yg sebenarnya hampir mirip dengan karate ini dan sepertinya udah terkenal banget, nih dia berikut artikelnya
Kempo adalah nama generik untuk beberapa aliran seni bela diri yang berasal dari Jepang dan banyak menggunakan permainan tangan. Jadi bukan nama satu aliran saja melainkan nama dari banyak aliran dan metode. Arti dari Kempo sendiri adalah beladiri dengan permainan tangan (di dalam bahasa Mandarin disebut Quanfa).
Adapun beberapa aliran Kempo yang terkenal di Jepang dan negara-negara Barat adalah:
Tenshin Koryu Kempo, seni beladiri yang sudah berusia ratusan tahun sejak sebelum zaman Tokugawa (Era Meiji). Guru besar terakhir dari aliran ini adalah Ueno Takashi. Beladiri Tenshin Koryu Kempo ini berasal dari kombinasi antara Jujutsu aliran Shinto Tenshin-ryu, teknik persenjataan dan tangan kosong Asayama Ichiden-ryu dan Shinto Muso-ryu dengan jurus Daken Taijutsu aliran Hontai Kijin Chosui-ryu Kukishinden Daken Taijutsu. Salah satu pewaris dari aliran ini adalah grandmaster Shoto Tanemura dari Genbukan Dojo
Nihon Kempo, seni beladiri modern hasil ciptaan Master Masaru Sawayama. Beladiri yang unik dan merupakan kombinasi teknik pukul-tendang dari Karate dengan teknik bantingan dan pergumulan dari Judo dan Jujutsu. Sekarang sudah menjadi sebuah olahraga yang diminati di berbagai negara.
Kosho-ryu Kempo, seni beladiri turun temurun dari keluarga Mitose. Grandmaster terakhir dari aliran ini adalah Masayoshi Mitose yang kemudian menurunkan ilmunya kepada murid-muridnya yang berkebangsaan Amerika. Sehingga aliran Kempo ini dikenal dengan nama American Kenpo Karate.
Shorinji Kempo, seni beladiri berasal dari Tiongkok kuno yang diciptakan oleh Bodhidharma (Dharma Taishi atau Tatmo Cowsu) seorang biksu Buddha untuk diberikan kepada calon bikhsu sebagai pendidikan keagamaan pada Zen Budhisme, pada tahun 550 M, disebarkan sesudah perang dunia ke 2 oleh So Doshin.
Sejarah Shojirinji Kempo yg berasal dari china
Shorinji kempo berasal daripada perkataan sho = hutan, rin = bambu, ji = kuil, ken = aturan. Kalau kempo bermakna "jalan hidup",
"KASIH SAYANG TANPA KEKUATAN
ADALAH KELEMAHAN"
"KEKUATAN TANPA KASIH SAYANG
ADALAH KEZALIMAN"
(DOKTRIN SHORINJI KEMPO)
Kempo dan Budhisme
Sekilas
orang berkesimpulan bahwa bela diri Kempo berasal dari daratan China. Anggapan ini
tidaklah semuanya benar. Kira-kira tahun 550 SM, pendeta Buddha yang ke-28, yaitu
Dharma Taishi, pindah dari tempat tinggalnya di Baramon,
India ke daratan China.
Beliau menetap di sebuah kuil yang bernama Siau Liem Sie atau dikenali
dengan nama Shorinji yang terletak di pripinsi Kwa - Nam.
Dalam
perjalanannya dan pengembaraannya Dharma Taishi menyebarkan ajaran agama Budha.
Tidak sedikit tantangan, ancaman dan hinaan yang dialaminya, bahkan nyaris
merenggut jiwanya. Dari pengalaman-pengalaman timbulah anggapan dalam dirinya
bahwa seorang calon Bikshu sebaiknya juga melatih ketahanan jasmaninya,
disamping membersihkan rohaninya untuk mencapai nirwana setelah bersemedi.
Dalam ajaran agama Budha, dikatakan bahwa hidup
itu berasal dari "kosong" atau "tiada". Namun oleh Dharma
Taishi dilengkapinya, bahwa tiada gunanya menjadi "kosong" atau
"tiada" atau "suci" jika tidak bisa membela sesama manusia
yang ditimpa kemalangan.
Selama di India, Dharma Taishi pernah belajar
indo Kempo (silat India),
karena banyaknya tantangan yang dihadapi dalam pengembaraannya di Cina maka ia
mempelajari pula berbagai aliran silat China Kuno. Selama bertapa 9 tahun ia
bertekad menyusun ilmu mempertahankan diri dan dimaksukkan sebagai syarat dan
mata pelajaran bagi calon pendeta Budha.
Sejak itu ilmu beladiri yang ditemukannya
telah menjadi sebagian pendidikan keagamaan pada Zen Budhisme. Dharma tetap
beranggapan bahwa semua pengikutnya haruslah berfisik kuat guna melanjutkan
usaha menyebarluaskan ajaran agama Budha yang cukup berat itu.
Dalam ceritera klasik Cina, sering dijumpai
nama Tatmo Cowsu. Nama ini tidak lain yang dimaksud adalah Dharma Taishi
sendiri, yang mencipatakan seni beladiri Shorinji Kempo atau Siauw Liem Sie
Kung Fu.
Seni Beladiri ini secara khusus
dilatih kepada para calon Bikshu didikannya, dan diajarkan secara rahasia di
dalam kuil Shorinji. Selain anggota tidak boleh melihat atau masuk ke dalam
kuil. Namun keampuhan seni Bela Diri ciptaanya itu dengan cepat pula menjadi
buah bibir masyarakat sekitarnya, bahkan menjalar secara luas di daratan
tiongkok,china.
Falsafah Kempo
Karena
seni bela diri kempo waktu itu menjadi sebagian dari latihan bagi para calon
Bikshu, dengan sendirinya ilmu itu harus mempunyai dasar falsafah yang kuat.
Dengan dilandasi agama Budha, yaitu dilarang membunuh dan menyakiti, maka semua
KENSHI (pemain Kempo) dilarang untuk menyerang terlebih dahulu sebelum
diserang. Hal ini menjadi doktrin Kempo, bahwa "perangilah dirimu
sendiri seblum memerangi orang lain".
Cukup
lama sejak meletusnya perang BOXER nama Shorinji Kempo menghilang. Bahkan di
Tiongkok sendiri, ketika kaum KUN CHAN TANG (Partai Komunis Tiongkok), Kempo
juga megalami kemunduran (set back). Gerak atau teknik Kempo yang diperbolehkan
muncul ketika itu hanyalah yang menyerupai senam belaka (TAI KYO KUEN).
Berdasarkan
doktrin ini mempengaruhi pula susunan beladiri ini, sehingga gerakan teknik
selalu dimulai dengan mengelak/menangkis serangan dahulu, baru kemudian
membalas. Selanjutnya disesuaikan menurut kebutuhan yakni menurut keadaan
serangan lawan. Dharma selalu mengajarkan bahwa disamping dilarang menyerang
juga tidak selalu setiap serangan dibalas dengan kekerasan.
Sehingga dalam ilmu Kempo itu lahirlah apa
yang berbentuk mengelak saja. Cukup menekukkan bagian-bagian badan lawan,
kemudian mengunci dan bila terpaksa barulah dilakukan penghancuran titik-titik
lemah lawan, berupa tendangan, sikutan, pukulan dan sebagainya. Bentuk yang
pertama dikenal sebagai JUHO dan yang berikutnya sebagai GOHO.
Setiap kenshi diharuskan menguasai teknik GOHO
(keras) dan JUHO (lunak), artinya tidak dibenarkan apabila hanya mementingkan
pukulan dan tendangan saja dengan melupakan bantingan dan lipatan-lipatan.
Akibat Perang Boxer
Shorinji
kempo sendiri mengalami perkembangan pesat di daratan Cina. Pengikutnya semakin
banyak dan pengaruhnya semakin besar dalam masyarakat Cina.
Di
tahun 1900 - 1901, di Cina meletus perlawanan rakyat menentang masuknya
Kolonialisme Barat.Dan banyak pengikut Shorinji Kempo melibatkan diri dengan
perlawanan rakyat. Pemberontakan di awal abad ke 20 itu akhirnya menjadi
gerakan nasional yang disokong Ratu TZE-SJI, yang juga ingin membersihkan tanah
airnya dari penjajahan Barat.
Kolonalisme
Barat akhirnya dapat mematahkan perlawanan rakyat Cina dengan menggunakan
peralatan perang mutakhir. Sementara rakyat Cina kebanyakan hanya melawan dengan
mengandalkan tangan dan kaki saja. perang yang menelan jutaan korban itu
terkenal dengan sebutan "PERANG BOXER". Penjajah mengejar dan membunuh
pengikut Dharma Taishi, organisasinya dilarang, kuil-kuil Shorinji Kempo
dirusak, dibakar dan dihancurkan.
Begitu
pun, masih banyak pula pengikut Shorinji Kempo dan Bikshu-bikshu yang sempat
meloloskan diri dari kerajaan pasukan penjajah. Kebanyakan dari mereka yang
meloloskan diri tersebut masih berusia muda, dan belum menguasai seni Bela Diri
yang di wariskan DHARMA THAISI tersebut.
Bikshu-bikshu
yang sempat meloloskan diri ke arah timur dan selatan, lalu mengajarkan aliran
Shorinji Kempo kepada pedagang-pedagang dari Okinawan, Taiwan dan Muangthai.
Karena
tidak teroganisasinya kesatuan, maka penyebaran Shorinji Kempo mulai membentuk
seni bela diri baru. Mereka melarikan diri ke Muangthai dengan hanya menguasai
teknik GOHO (memukul, menendang dan menangkis) mempengaruhi perkembangan bela
diri yang ada di negeri tersebut. Munculah apa disebut THAI BOXING. Ajaran
Shorinji Kempo, terutama teknik GOHO, juga mempengaruhi seni bela diri yang ada
di Okinawa, Jepang. Maka di Okinawa timbullah
seni bela diri yang dinamakan OKINANAWATE yang kemudian dkenal dengan nama
KARATE.
Mereka
yang melarikan diri ke pulau-pulau Jepang lainnya dan menguasai teknik JUHO
(lunak) juga mempengaruhi seni bela diri yang ada di daerah-daerah tersebut.
Kemudian muncullah seni bela diri JU-JIT-SU, Ju berarti halus-lenting dan
fleksibel. Disamping itu lahir pula seni bela diri AIKIDO dan JUDO. Setelah
menghilang beberapa waktu lamanya, kempo mulai bangkit kembali setelah perang
dunia II, aliran-aliran seni bela diri lainnya tetap bersumber dari Shorinji
Kempo sebagai aliran seni beladiri yang tertua.
Perkembangan Kempo Selepas Perang Dunia II
Shorinji
Kempo baru bangkit kembali di Jepang setelah usainya Perang Dunia II. Dalam
waktu yang relatif singkat seni bela diri ini menyebar luas, bukan saja di Jepang
tetapi diseluruh dunia.
Seorang
pemuda Jepang yang bernama SO DOSHIN dikirim ke Cina dalam pasukan ekspedisi
tentara Jepang ke Manchuria pada tahun 1928.
Tetapi ia tidak sepaham dengan cara-cara penjajahan Jepun, kemudian melarikan
diri dari induk pasukannya dan mengembara di daratan Cina.
Dalam
pengembaraannya ia bertemu dengan pendeta Budha dan akhirnya ia dibawa ke kuil
Siaw Liem Sie, yang sudah diperbaiki oleh penerus-penerus Dharma Taishi.
Di
kuil ini Sho Dosin mempelajari ilmu Shorinji Kempo langsung dibawah asuhan
Mahaguru (silang) ke-20 yaitu WEN TAY SUN. Karena kesetiaannya dan
penguasaannya yang sempurna terhadap Shorinji Kempo, maka So DosHin diberi
penghargaan tertinggi menjadi Maha Guru ke - 21 dan ia memperoleh ijin untuk meninggalkan
kuil Shorinji untuk meneruskan ajarannya di daratan Jepang (Tanah Airnya).
Tahun
1945, Sho Dosin kembali ke Jepang dan membuka DOJO (tempat latihan) tersendiri.
Ia memilih kota TADOTSU, yang terletak di
propinsi KAGAWA di pulau SHIKOKU, yang kemudian
terkenal sebagai pusat Shorinji Kempo.
Banyak
sekali yang datang ke DOJOnya untuk menjadimurid di sana, bukan saja dari daerah sekitarnya
tetapi juga dari daerah-daerah lainnya, bahkan dari luar Jepang (terutama
mahasiswa asing yang belajar di Jepun). So Doshin menggembleng murid-muridnya
dengan disiplin yang keras seperti yang dialaminya sendiri. Namun di balik
penggemlengan fisik dan mental itu, Guru Besar Shorinji Kempo ini tetap
menempatkan seni beladiri ini sebagai pengayom hati dan jiwa dengan penuh rasa
damai dan welas asih bagi para pengikutnya.
Sebab
itulah lambang organisasi Shorinji Kempo menggunakan lambang agama Budha, yaitu
"Manji" , semacam tanda swastika yang berputar ke kiri, yang berarti
"kasih sayang dan kekuatan" yang sesuai dengan doktrin Shorinji.
Dalam tindakan
sehari-hari sering diartikan sebagai berikut :
"Dimana ada
kekuatan harus ada kebijaksanaan dan kebijaksanaan harus disertai kekuatan"